Jumat, 27 Mei 2011

DICARI ORANG PENYELAMAT BUMI: BAHAYA DAN ANCAMAN “GLOBAL WARMING”


Hari ini orang banyak berbicara tentang perubahan iklim bahkan bisa kita lihat di media masa kampanye perubahan iklim di munculkan kepermukaan dan di berita menjadi persolan yang hangat di bincangkan. Apa yang di gambarkan di  Alqur’an semakin dekat dan semakin nyata terbukti “bahwa telah terjadi kerusakan di darat dan di laut yang di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
Ketika kita berbicara perubahan iklim maka yang terbayang di depan mata kita adalah terjadinya kerusakan sistem di bumi dan konsekuensinya adalah ancaman terhadap kehidupan manusia yang hidup di kolong bumi. Tidak ketinggalan  para artis yang cinta dunia para aktifis, pecinta alam ikut kumpanye “global warming”.
Selanjutnya yang menjadi pertanyaan oleh kita kemudian adalah apa yang di maksud dengan global warming? Pertanyaan diatas akan kita jawab dengan semampu kita. Menurut Dr. Davidson, Perubahan iklim adalah Beberapa jenis gas di atmosfir, seperti CO2, CH4, dan N2O mempengaruhi iklim permukaan bumi karena kemampuanya dalam membantu proses transmisi radiasi dari matahari ke permukaan bumi, dan juga menghambat keluarnya sebagian radiasi dari permukaan bumi. Kalau konsentrasi dari gas-gas ini di atmosfir meningkat, radiasi yang keluar dari permukaan bumi akan terhambat, “sehingga suhu permukaan bumi bertambah besar konsekuensinya suhu bumi akan panas”.
Pemanasan global adalah nyata adanya dan sedang terjadi saat ini terbukti semakin mencairnya es di kutup utara sehinga volume air di bumi menjadi tidak seimbang konsekuensinya adalah banjir. Dan beberapa waktu yang lalu pensiunan angkatan laut  Amerika telah melakukan dan pertama kalinya dapat berenang di kutup antartika dan memecahkan rekor dunia dan ini ia lakukan sebagai wujud dari kampanye pemanasan global.
  Adapun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah;  Apakah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global? Adapun yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim (Global Warming) adalah  Pertama;  ‘sumbangsih’ emisi gas rumah kaca adalah karena semakin besarnya terutama emisi dari sektor deforestasi termasuk konversi lahan gambut dan hutan serta kebakaran hutan jika semuanya dimasukkan hitungan. Oleh karena itu beberapa organisasi di Indonesia meyakini bahwa kita adalah penyumbang emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia. jadi kata kuncinya yang melatar belakangi terjadinya perubahan iklim adalah emisi gas rumah kaca.
Yang kedua; adalah  penyebab terjadinya perubahan iklim adalah kerena bertambahnya jumlah “Emisi Karbon Dioksida” di atmosfer.
Namun yang jelas  solusi yang di tawarkan oleh para ahli sampai hari ini bagaimana mereka mencoba menguranggi jumlah emisi karbon dioksida di atmosfer dengan cara menyimpan karbon dioksida di sedimen laut.
Injeksi langsung karbon dioksida ke dalam laut telah disarankan sebagai salah satu metode untuk mengontrol bertambahnya jumlah karbon dioksida di atmosfer bumi dan meminimalkan dampak dari pemanasan global. Namun, karena atmosfer berinteraksi dengan lautan, penyerapan karbon dioksida dan kapasitas sequestrasi dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Menurut Dr. Davidson, ketertarikan pada topik itu sangat tinggi karena dianggap penting berkaitan dengan “peredaran karbon dioksida secara global dan pengaruh balik potensial pada perubahan iklim”. "Khususnya Arctic (Kutub Utara), telah mengalami pemanasan sangat cepat.
 Pertanyaan selanjutnya  dan yang menjadi persolan oleh penulis adalah; apa kemungkinan yang akan terjadi akibat terjadinya perubahan iklim? kemungkinan pristiwa besar yang akan terjadi akibat perubahan ilkim itu sendiri.
Kemungkinan pertama; yang akan terjadi akibat perubahan iklim adalah.  Dan ini adalah  kemungkinan yang sangat berbahaya. Indonesia terkenal dengan negara kepulauan ternyata banyak dugaan sementara dari para ahli bumi,  “bahwa pulau Indonesia akan tengelam”.   Dari kenaikan permukaan air laut dari 8-30 cm, sebagai negara kepulauan, 2000 pulau-pulau Indonesia diramalkan akan tenggelam atau hilang. Kehilangan pulau-pulau tersebut merupakan ancaman dari batas dan keamanan negara. Seperti yang dilaporkan oleh WGII (Working Group II-Kelompok Kerja II), kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan 30 juta orang yang hidup di ekosistem pantai mengungsi dan Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Kemungkinan kedua; yang akan  terjadi peningkatan kasus demam berdarah, intensitas banjir dan badai, serta turunnya produksi pangan. Kemungkinan yang ketiga; yang akan terjadi adalah, akan terjadi penurunan produksi pangan, sehingga bisa meningkatkan risiko bencana kelaparan, peningkatan kerusakan pesisir akibat banjir dan badai, perubahan pola distribusi hewan dan serangga sebagai vektor penyakit seperti demam berdarah dan peningkatan kasus gizi buruk dan diare.
Siaran pers Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), berkesimpulan ada 80% kemungkinan akan terjadi perubahan suhu yang terjadi akhir-akhir ini telah berdampak kepada banyak sistem fisik dan biologis alam.
.           Kemungkinan ke empat; selanjutnya yang akan terjadi akibat perubahan iklim adalah,  musim kemarau panjang yang cukup lama, barangkali ini telah terjadi. Di lain pihak, ketika musim kering melanda, bangsa ini menghadapi kemungkinan kekeringan yang berkepanjangan, untuk sektor kehutanan titik api akan semakin parah.
 Pada bulan September 2006 sendiri tercatat 26,561 titik api yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 1997 ketika sepanjang tahun 1997 tersebut tercatat “hanya” 37,938 titik api. Dan ini juga sangat berbahaya, kenapa adalah karena asap kebakaran hutan  kita sering mengangu tranportasi udara negara tetangga.
 Mudah mudahan kita dapat belajar dari alam bahwa alam telah mulai marah dan tidak bersahabat lagi dengan kita,  kerena kita telah merusaknya, jadilah kita orang yang peduli terhadap bumi ini, siapa lagi yang akan menyelamatkan bumi kalau bukan manusia sebab manusia di beri akal dan amanah sebagai khalifah di muka bumi untuk menjaga bumi ini apakah kita berfikir???

Tidak ada komentar: